Jumat, 31 Mei 2019

Guru Terbaik

Yess mams, kita semua ini adalah guru. Secara tidak langsung, mams ketika berbicara pada anak sejak dalam kandungan, apakah itu bukan hal yang membuat anak belajar mengenal lingkungannya? Apakah saat mams bernyanyi buat anak, menari buat anak, itu bukan hal yang mendidik anak?
Yess mams, be proud of yourself.

Saya pun dulu seorang guru. Saya berhenti menjadi guru sejak 5 tahun, karena saya memiliki 2 anak dalam 5 tahun terakhir.

Saya merasa rindu untuk mengajar anak-anak kembali.
Yups, melamar ke beberapa sekolah, ternyata kebanyakan sekolah meminta minimal pendidikan di S1 pendidikan, so buat saya yang hanya lulusan D3 lebih baik diam saja di rumah.

Tidak sedikit dari kita berfikir bahwa guru harus pintar. Pintar tapi tidak memiliki kesadaran dalam mendidik anak, atau tidak memahami akan peran, fungsi dan tugasnya sebagai guru, apa yang akan Anda pikirkan?
Kemudian, apakah guru-guru di sekolah sudah mencapai titik pemahaman akan kesadaran mendidik seorang anak?
Who knows, and no offense teachers.

Memang tidak akan menjadi menjamin sekolah mahal dengan guru-guru lulusan S1, gurunya akan selalu memahami anak-anak didiknya. Kecuali, sekolah tersebut, selalu mengadakan seminar-seminar atau pelatihan bagi gurunya, agar gurunya selalu ingat akan peran, fungsi dan tugasnya sebagai guru.

Jadi, carilah guru yang bisa memahami peran, fungsi dan tugasnya sebagai guru. Karena, guru itulah yang akan membawa anak-anak Anda menjadi anak-anak yang sukses di kemudian hari. Karena, great school become from great teacher.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Guru, Orang Tua Kedua

Percakapan saya dengan seorang ibu dari dua anak. Beliau pun pernah bekerja di salah satu sekolah. Hanya saja sekarang beliau lebih memilih ...